24.6.11



Dear readers,
just click on the picture to follow the other story of mine.

Regards,
I will move to Cologne soon.

10.8.10

Kebetulan

Saya dalam perjalanan akan tidur, kebetulan saya melihat modem nganggur di kasur. Tepat pada saat itu, bertralala trilili si Stitch, pertanda ada BBM masuk dari teman saya yang kebetulan lagi gatal mengomentari status BBM saya-lirik OST Glee. Dari sekedar bertegursapa, berkembang menjadi tukar cerita dan kebetulan sampai pada obrolan mengenai wadah masing-masing dalam berkeluhkesah: blog. Saya jadi teringat pada Metamorphy (M)) yang berbulan-bulan saya cuekin. Ralat. Bukan dicuekin, tapi saya memang kehilangan passion untuk mengunjunginya. Ibarat pacaran, saya jenuh dan suntuk pada entah apa, lalu si M ini yang jadi korbannya. Meski demikian, saya belum putus. Saya tidak mau putus. Saya tahu suatu saat saya ingin kembali pada M. Maka dari itu, saya terlantarkan saja lah dia. Berbulan-bulan setelah itu, berkat kebetulan-kebetulan di atas, saya memutuskan kembali ke M.

Maka, M, saya berhutang cerita padamu.
Kamu bertanya kemana saja saya.
Tahukah kamu M, ada sebuah kota yang dinamai "kota yang baik"?
Saya ke sana mencari kebaikan yang terkandung dalam namanya. Saya kemudian menemukan sebuah goa, bernaung di sana, dan melakukan kegiatan-kegiatan purba semacam berburu dan meramu. Kadang-kadang saya bersemedi. Apa? kamu bilang apa bedanya bersemedi dengan berkontemplasi? Ya beda dong, M sayang. Bersemedi mendatangkan pengetahuan. Berkontemplasi mendatangkan kesadaran.
Kamu menggerutu, untuk apa mencari pengetahuan.
Karena kesadaran mungkin baik, tapi belum tentu benar. Untuk tahu yang benar, kita butuh pengetahuan.
Kamu mengangguk-angguk. Saya tidak tahu anggukan paham atau anggukan sosial.
Tapi saya percaya, kamu berusaha menerima.

Kamu menuntut saya bercerita tentang lingkungan saya?
Well, pada awalnya saya tidak terbiasa, tapi bukan berarti saya tidak suka.
Saya mencoba apa saja. Apa saja itu kemudian menjadikan saya perlahan-lahan jatuh cinta.
Kamu curiga, ada homo sapien lainkah yang saya ijinkan berbagi goa?
Goa saya sangat besar dan banyak kamar-kamarnya seperti Goa Jepang di Bukittinggi.
Eh, tapi goa saya ini goa purba. Bukan goa buatan ya. Ada satu kamar di pojok goa. Gelap, lembap, burung hantu dan kelelawa saja tak sudi mampir. Awalnya saya biarkan kosong. Kemudian, tau-tau saya temukan kamar itu sudah berpenghuni.
Hey, kamu jangan terkekeh menyebalkan dulu, M.
Si penghuni itu hanya seorang musafir yang ingin numpang berteduh, kebetulan dia melihat goa saya dan si kamar paling pojok yang lembap dan bau. Saya senang bicara ini-itu dengannya. Saya senang bertukar cerita. Kenapa? kamu masih bertanya. Ya karena dia seorang musafir. Pengalamannya lebih-lebih dari seorang saya. Pengetahuannya melengkapi hasil bermalam-malam semedi saya.
O, tidak tidak, M. Saya tidak sedang jatuh cinta. Dia spesial, tentu saja. Tapi hanya sebatas teman segoa. Kamu tahu kan, di negeri kosmopolitan nun jauh di suatu tempat, saya juga menganggap beberapa teman spesial? Iya, yang nama-nama mereka saya ukirkan di dinding kamarmu, M. Nah, sespesial itu lah dia dan segala pengembaraannya.

Kamu menatap seratus persen ingin tahu, bahagiakah kamu sekarang?
Ah, pertama-tama ijinkan saya meralat pertanyaanmu, sayang.
Salah satu teman kosmo terbaik saya bilang akan lebih tepat menyebut "keseimbangan", instead of "kebahagiaan".
Ya. ya. ya. kamu tak sabar. Seimbangkah kamu sekarang?
Kebetulan, saya juga sedang memikirkannya, M mi querida.
Critical value keseimbangan mungkin akan selalu berubah-ubah, sehingga kita semua (termasuk saya) akan terus bertanya-tanya "sudahkah saya mencapainya?".
Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaanmu ini, M. Tapi satu yang pasti, seimbang tidak seimbang, saya ingin selalu bersyukur atas kebetulan-kebetulan yang mengantar saya hingga ke titik ini.
Kebetulan saya memutuskan mengembara ke kota yang baik.
Kebetulan saya bertemu dengan seorang musafir spesial.
Kebetulan apa saja yang saya coba malah membuat saya jatuh cinta dengan si kota baik.

"Jika kebetulan terjadi terlalu banyak, apa artinya?"
(Manjali dan Cakrabirawa)

11.4.10

EMOTICON


Are you really smiling when you use smiling emo?
Are you really laughing when you use laughing emo?


7.4.10

Bogorpasarminggutebetmanggarairasunasaid
megakuningankrl
kopajatransjakartaojeks
embilansampailimakeyperformanceindicator
projecttimesheet[SPACE]Utrecht.


Ideas, please come to me in a flash :(

31.3.10

C u a c a


Membicarakan cuaca.
Cuaca bagi kami adalah metafora. Menanyakan cuaca menjadi ungkapan yang digunakan saat masing-masing pihak menyimpan hal lain yang gentar diutarakan.

'Bagaimana cuacamu?'
'Aku biru'
'Aku kelabu'
Keangkuhan memecah jalan kami, kendati cuaca menalikannya. Kebisuan menjebak kami dalam permainan dugaan, lingkaran tebak-menebak, agar yang tersirat tetap tak tersurat.

'Bagaimana cuacamu?'
'Aku cerah, sama sekali tidak berawan. Kamu?'
'Bersih dan terang. Tak ada awan.'
Batinku meringis karena berbohong. Batinnya tergugu karena telah dibohongi. Namun kesatuan diri kami telah memutuskan demikian: menampilkan cerah yang tak sejati karena awan mendung tak pantas jadi pajangan.

Cuaca demi cuaca melalui kami, dan kebenaran akan semakin dipojokkan. Sampai akhirnya, badai meletus dan menyisakan kejujuran yang bersinar. Entah menghangatkan atau menghanguskan.



Lestari, Dee. (2006). Filosofi Kopi. Jakarta: Trudee Books& Gagas Media

8.3.10

Mellow Dalam Sembilan Puluh Kata

Duduk di sudut sana, kamu yang sangat tidak menggoda.

Meski begitu kamu berbeda, seperti menyimpan banyak hal baru yang aku tidak akrab sebelumnya.

Eh, tak kusangka, kamu malah menyapa, lalu mempersilakanku berbagi meja.

Lalu aku dan kamu terlibat dalam ribuan kata.

Lisan maupun tulisan, berbagi suka dan duka.

Setelah sekian lama, baru sekarang aku betul-betul terpesona.

Pada apa yang orang sebut “prinsip”, itulah yang kamu punya.

Sayangnya, aku hanya berani bertanya-tanya:

Apakah kamu merasa yang sama?

Dan apalah itu artinya c***a?

Kalau bukan tanpa pamrih, tanpa balik meminta.



*Dangdut abiiiissssss. Kayaknya bentar lagi gw bisa nyaingin Ridho Rhoma*


22.2.10

the song of the moment




We'll do it all
Everything
On our own

We don't need
Anything
Or anyone

If I lay here
If I just lay here
would you lie with me and just forget the world?

I don't quite know
How to say
How I feel

Those three words
Are said too much
They're not enough

If I lay here
If I just lay here
would you lie with me and just forget the world?

Forget what we're told
Before we get too old
Show me a garden that's bursting into life

Let's waste time
Chasing cars
Around our heads

I need your grace
To remind me
To find my own

If I lay here
If I just lay here
would you lie with me and just forget the world?

Forget what we're told
Before we get too old
Show me a garden that's bursting into life

All that I am
All that I ever was
Is here in your perfect eyes, they're all I can see

I don't know where
Confused about how as well
Just know that these things will never change for us at all

If I lay here
If I just lay here
would you lie with me and just forget the world?

(CHASING CARS BY SNOW PATROL)

21.2.10

Orangtua atau wali Murid, harap dampingi anak/adik/sepupu/keponakan Anda saat mengerjakan LKSnya!

Beberapa hari yang lalu baru aja ngecek LKS bahasa Indonesianya Bagas.
Salah satu materi reading comprehension adalah sebuah dongeng.
Begini isinya.

Dahulu kala di Pulau Jawa berdiri sebuah kerajaan yang aman dan sejahtera. Rajanya bernama Prabu Mundingwangi. Ia adalah raja yang gagah perkasa, tampan dan baik hati. Permaisurinya bernama Dewi Rembulan yang arif dan bijaksana. Mereka berdua dikaruniai seoran Putri bernama Dewi Kadita. Sang Prabu mempunyai selir bernama Dewi Mutiara yang mempunyai watak kurang baik. Hatinya selalu diliputi iri kepada permaisuri dan sang Putri. Ia menyuruh seorang nenek jahat untuk mengubah Dewi Rembulan dan Dewi Kadita menjadi buruk rupa. Nenek jahat berhasil membuat mereka menjadi buruk rupa, sehingga Sang raja menyuruh prajurit untuk membuang permaisuri dan anaknya ke hutan.


WHAT THE ... ????!!!!
Raja ganteng punya istri bijaksana dan anak cantik, lalu dibuang begitu mereka jadi jelek??? Ini tuh LKS anak SD apa script iklan skincare sih?! Oh, tunggu dulu. Masih ada kelanjutannya.

7. Watak Prabu Mundingwangi pada cerita di atas adalah ...
a. Sombong
b. Baik hati
c. Budi luhur
d. Iri dan dengki


Bagas melingkari pilihan: A. sombong
yang langsung gw berondong pertanyaan: "Kenapa A? kenapa bukan B atau C atau D?"
dan dia menjawab "karena dia udah jahat buang anak istri sendiri, nggak ada pilihan lain sih selain sombong. Iri dan dengki kan punyanya si selir"
:)
Kalo di fesbuk udah gw kasih jempol lah pokoknya.

Beberapa malam pun berlalu.
Tadi, gw meriksa LKSnya Bagas lagi. Iseng, gw liat lah section sebelumnya.
di sebelah kiri nomer tujuh, bertengger ciamik dalam warna merah sebuah tanda X yang berarti salah. Di pilihan jawaban, bulatan merah melingkari pilihan B untuk menandai pilihan jawaban yang seharusnya.

*^&^%^%$$%*&*^$%#@#@#^&^$% ???!!!!

Coba bayangkan kalau dongengnya dibalik.
Ada Patih yang jatuh cinta pada sang Permaisuri. Lalu ia pun mengguna-guna Raja sehingga Raja yang tadinya seganteng Tio Pakusadewo berubah jadi seperti pemeran utama The Hunchback of Notredame. Permaisuri menjadi berpindah hati pada sang patih yang seganteng Ferry Salim.

Perilaku sang permasuri dalam cerita di atas adalah ...

Gw curiga kunci jawaban akan mengatakan kata sifat yang negatif.
Bah.

Well, terlepas dari siapa membuang siapa, nggak seharusnya kan dongeng yang mempromosikan kekerasan terhadap perempuan dan anak2 begini muncul di LKS anak SD?
Maka, pesan moral dari gw sih udah bisa dibaca sendiri tuh di judul post.

21.1.10

Dalam perjalanan pulang hari ini, aku berbicara pada Tuhan:

"Tuhan, aku ingin menukar seorang dia dengan sebuah macbook"

Beberapa jam kemudian, setelah melewati sebuah perbincangan, ketika mendadak dia memutar intro salah satu tembang kesukaan, aku diam-diam berbisik pada Tuhan:
"Tuhan, maafkan aku. Aku ingin meralat kata-kataku tadi".

13.1.10

Pergiwa mungkin akan cemburu buta,
bila tahu Btara Asmara berada di belakang sang raja.
bermain api dengan aku yang rakyat biasa.

Marahlah padaku, Pergiwa.
Toh aku juga merasakan perasaan yang sama.
Pada dia yang memegang caping Basunanda.
Pada dia, sang Tetuka.

 
Header image by oPHy
Template by suckmylolly.com